Selain untuk pangan, dewasa ini kedelai juga banyak di gunakan untuk pakan dan bahan baku industry. Dengan berkembangnya usaha peternakan serta industri pangan dan pakan, serta semakin meningkatnya perhatian masyarakat terhadap pangan bergizi, maka kebutuhan terhadap kedelai menjadi meningkat pula dari waktu ke waktu. Sementara itu, peningkatan produksinya dari tahun ke tahun belum mampu mengimbangi permintaan yang semakin meningkat.
Kendala peningkatan produksi kedelai dewasa ini semakin beragam, baik kendala biofisik (benih, varietas, kesuburan tanah, ketersediaan air, gulma, hama penyakit tanaman, dan sebagainya) maupun kendala social ekonomi lainnya. Namun demikian dengan menerapkan paket teknologi budidaya yang tepat guna diharapkan produktivitas 2,0-2,5 ton per ha dapat dicapai sehingga pendapatan petani juga meningkat.
Dalam rangka peningkatan produktivitas dan pendapatan petani kedelai, dewasa ini telah tersedia teknologi budidaya sebagai hasil penelitian dan pengkajian yang perlu disebarluaskan kepada petani melalui kegiatan penyuluhan pertanian, demonstrasi plot (demplot) oleh penangkar benih di daerahnya, dan lain-lain.
Adapun Teknik produksi benih kedelai dari mulai penyiapan benih sampai dengan pemasaran adalah sebagai berikut :
A. Teknik Produksi / Budidaya
1. Persiapan Benih
Karakteristrik kedelai yang diinginkan petani :
a. Produksi tinggi
b. Stabilitas hasil tinggi
c. Tahan serangan OPT
d. Umur genjah
e. Toleran cekaman lingkungan
f. Ukuran biji besar
g. Rendemen tinggi
Syarat benih kedelai Bermutu :
- Murni dan diketahui varietasnya
- Daya tumbuh tinggi dan vigor baik
- Benih sehat, bernas, mengkilat / tidak keriput, dan dipanen tepat waktu
- Benih dipanen dari tanaman sehat
- Benih tidak terinfeksi cendawan / bakteri / virus
- Bersih, tidak tercampur biji tanaman lain
Penyiapan Benih :
- Varietas unggul sesuai keinginan pengguna.
- Gunakan sumber benih yang jelas identitasnya dan berkualitas baik.
- Daya kecambah tinggi (>85%)
- Siapkan benih sesuai dengan luasan yang akan ditanami (40-50 kg/ha, tergantung ukuran biji dan daya tumbuh).
2. Penyiapan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna (bajak dan garu), pembersihan gulma dan pembuatan saluran drainase serta petakan dengan lebar 2-3 meter dan panjang 10-15 meter, sedangkan lebar antar petakan 30 cm, dalam saluran drainase 20-25 cm. Pembuatan saluran atau petakan dimaksudkan untuk mencegah tergenangnya air karena kedelai tidak tahan terhadap genangan air.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara ditugal, jarak tanam 40x15 cm dengan jumlah biji perlubang tanam 2-3 biji. Benih yang akan ditanam sudah diberi perlakuan dengan insektisida karbosulfan (Marshal 25 ST) dengan takaran 5 gram bahan aktif per 1 kg benih. Hal ini dilakukan untuk mencegah serangan hama lalat kacang (Ophiomya phaseoli).
4. Pemupukan
- Dosis per Ha
• Pada lahan sawah :
Tanah Grumosol : Urea 50 kg, SP-36 75 kg, KCL 75-100 kg.
Tanah Hidromorf : Urea 100 kg, SP-36 75 kg, KCL 100 kg.
• Pada lahan kering
Jika tanah subur penambahan pupuk disesuaikan.
Jika tanah kurang subur penambahan pupuk kandang 3-5 ton/ha
Urea 50-100 kg, SP-36 50 kg, KCL 50-75 kg.
• Tanah masam, perlu pengapuran dosis rendah (400 kg/ha).
- Waktu
• Pupuk dasar satu hari sebelum atau saat tanam.
• Pupuk susulan 20-30 HST (menjelang tanaman berbunga)
- Cara
• Pupuk dasar, disebar secara merata pada saat pengolahan tanah terakhir.
• Pupuk susulan, ditugalkan di kiri-kanan barisan sedalam 5-7 cm.
• Rhizobium (legin) dicampur dengan benih yang dibasahi sebelumnya, ditambah larutan gula, dilakukan di tempat teduh, kering-anginkan dan segera tanam. Disamping puuk tersebut,juga diberikan PPC (Pupuk Pelengkap Cair) antara lain : Gandasil, Gerami dan Sitozin. PPC dicampur merata dengan air sesuai dengan dosis dan disemprotkan secara merata.
5. Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma dilakukan dengan cara kimiawi yaitu menggunakan herbisida pratumbuh Dual 500 EC, herbisida ini disemprotkan ke permukaan tanah bersamaan dengan penanaman, dan herbisida pasca tumbuh Round Up, herbisida ini disemprotkan dengan cara dicor ke permukaan tanah diantara barisan tanaman pada umur 2-3 minggu setelah tanam.
Pengendalian gulma juga bisa dilakukan dengan cara fisik dan mekanis, yaitu dengan menggunakan alat seperti kored atau dengan cara dicabut dengan tangan yang dilakukan pada umur tanaman 7-14 hst.
- Pengendalian gulma dapat dilakukan secara optimal, sehingga pertanaman tidak mengalami gangguan (minimal 2 kali, yaitu umur 10–14 HST dan 21–28 HST).
- Pada penyiangan ke-2, ikuti dengan penggemburan tanah.
- Jika perlu penyiangan setelah berbunga, lakukan dengan cara mencabut atau memotong gulma.
6. Pengairan dan Pengelolaan Air
Pengairan dilakukan sesuai dengan kondisi lahan, dan diatur 3 kali pemberian selama pertumbuhan tanaman yaitu pada awal pertumbuhan (20-25 hst), masa berbunga (35-40 hst), dan masa pembentukan polong dan pengisian biji (50-60 hst).
- Berikan pengairan pada saat diperlukan, sehingga tanaman terhindar dari kekeringan.
- Jika curah hujan terbatas dan air irigasi tersedia, berikan pengairan pada 3-4 hari sebelum tanam, umur 2–3 minggu, 4–5 minggu, dan 8–9 minggu setelah tanam.
- Fase kritis: awal pertumbuhan vegetatif, saat berbunga, dan saat pengisian
7. Pengendalian Hama
Pengendalian hama dilakukan secara Intensif (kimiawi maupun mekanis), sejak awal pertumbuhan hingga menjelang panen (pengendalian berdasar pemantauan). Pengendalian dapat juga dilakukan secara berkala setiap 10–14 hari dan secara tepat (jenis insektisida, dosis dan waktu).
Pengendalian hama yang dilakukan yaitu dengan menggunakan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Namun untuk menjaga produktivitas (dengan alasan petugas pengamat hama terbatas) penggunaan insektisida dapat dilakukan dengan berpedoman pada kondisi tanaman dalam periode kritis yaitu ketika tanaman berumur 5-6 hst. Berikut adalah hama yang biasa menyerang tanaman kedelai :
a. Lalat bibit kacang (Ophiomyia phaseoli)
Hama lalat bibit kacang tumbuh yaitu 1 imago / 5m baris atau 1 ekor / 50 rumpun pada umur 6-10 hari.
Pengendalian :
- Tanam serempak, tidak lebih 10 hari
- Rotasi tanaman bukan inang
- Varietas toleran (Galunggung, Kerinci, Tidar)
- Pemberian mulsa jerami 5 ton / ha
- Daerah endemis perlakuan benih dengan Insektisida
- Semprot insektisida efektif
b. Kutu Kebul (Bemisia tabaci)
Ambang kendali :
Gejala daun keriting, kelompok kutu pada daun muda umur 15 – 45 hari.
Komponen pengendalian :
- Tanam serempak tidak lebih 10 hari
- Pergiliran tanman dengan tanaman bukan inang
- Pemantauan lahan dan populasi hama secara rutin
- Semprot insektisida apabila populasi tinggi
c. Kutu Daun ( Aphis glycine )
Ambang kendali :
Gejala daun keriting, kelompok kutu pada daun muda umur 15 – 45 hari
Komponen pengendalian :
- Tanam serempak tidak lebih 10 hari
- Pergiliran tanman dengan tanaman bukan inang
- Pemantauan lahan dan populasi hama secara rutin
- Semprot insektisida apabila populasi tinggi
d. Kutu Daun à Tungau merah (Tetranychus bimaculatus )
Ambang kendali :
Gejala daun keputihan, bintik merah kelompok kutu pada daun muda umur 15 – 45 hari.
Komponen pengendalian :
- Tanam serempak tidak lebih 10 hari
- Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang
- Pemantauan lahan dan populasi hama secara rutin
- Semprot akarisida apabila populasi tinggi.
e. Ulat Pemakan Daun (Spodoptera litura)
Ambang kendali :
Kerusakan daun 12,5% umur < 20 hari ada hama Kerusakan daun 20% umur > 20 hari ada hama
Komponen pengendalian :
- Tanam serempak < 10 hari
- Pemantauan lahan secara rutin dengan pemusnahan kelompok telur
- Penyemprotan NPV 188 ekor sakit dilarutkan 500 l air untuk satu ha.
- Tanaman perangkap jagung
- Semprot insektisida jika mencapai ambang kendali
- Varietas tahan : Ijen
f. Pemakan Daun -> Penggulung Daun (Lamprosema indicate)
Ambang kendali :
- Kerusakan daun 12,5% umur < 20 hari ada hama
- Kerusakan daun 20% umur > 20 hari ada hama
Komponen pengendalian ;
- Tanam serempak < 10 hari
- Pemantauan lahan secara rutin dengan pemusnahan kelompok telur
- Penyemprotan NPV 188 ekor sakit dilarutkan 500 l air untuk satu ha.
- Tanaman perangkap jagung
- Semprot insektisida jika mencapai ambang kendali
g.Pemakan Daun -> Kumbang Daun (Phaedonia inclusa)
Ambang kendali :
- Kerusakan daun 12,5% umur < 20 hari ada hama
- Kerusakan daun 20% umur > 20 hari ada hama
Komponen pengendalian :
- Tanam serempak < 10 hari
- Pemantauan lahan secara rutin dengan pemusnahan kelompok telur
- Penyemprotan NPV 188 ekor sakit dilarutkan 50 l air unuk satu ha.
- Tanaman perangkap jagung
- Semprot insektisida jika mencapai ambang kendali
h. Penggerek Polong (Helicoverpa armigera)
Ambang kendali :
- Kerusakan polong 2,5%
- 2 ekor ulat / rumpun > 45 hari
Komponen pengendalian :
- Tanam serempak dalam kurun 10 hari
- Pergiliran tanaman
- Penyemprotan NPV 180 ulat / 500 l / ha.
- Tanaman perangkap jagung umur genjah, sedang dan dalam pada pematang
- Pelepasan parasitoid Trichogramma
- Semprot insektisida efektif
i. Penggerek Polong (Etiella sp)
Ambang kendali :
- Kerusakan polong 2,5%
- 2 ekor ulat/rumpun > 45 hari
Komponen pengendalian
- Tanam serempak dalam kurun 10 hari
- Pergiliran tanaman
- Penyemprotan NPV 180 ulat / 500 l / ha
- Tanaman perangkap jagung umur genjah, sedang dan dalam pada pematang
- Pelepasan parasitoid Trichogramma
- Semprot insektisida efektif
j. Hama Penghisap Polong (Nezara viridula Piezodorus spp Riptortus linearis)
Ambang kendali :
- Intensitas kerusakan polong >2,5%
- 1 pasang imago / 20 rumpun
- Komponen pengendalian :
- Tanam Serempak dalam waktu 10 hari
- Pergiliran tanaman
- Tanaman perangkap Sesbania / kacang hijau
- Semprot insektisida efektif
Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari dengan dosis sesuai yang tertera pada kemasan insektisida.
8. Pengendalian penyakit
Jenis penyakit yang sering ditemukan dilapangan adalah karat daun dan Virus, pengendalian penyakit juga menggunakan prinsip PHT dan menggunakan fungisida Dithane untuk karat daun, sedangkan untuk Virus menggunakan insektisida Azordin 15 WSC guna memberantas vektornya. Lakukan pengendalian secara tepat dan intensif, terutama pada fase generatif.
Berikut ini adalah penyakit yang biasa menyerang tanaman kedelai:
a. Penyakit mozaik kedelai (soybean mozaic virus, SMV)
Gejala : daun menyempit, sebagian biji berbercak- bercak coklat, polong berkurang, bentuk
tidak normal – > strain, waktu
infeksi
Penularan : A. glycine : non persisten biji dan cairan daun
Pengendalian : sanitasi, dan pengendalian vektor
Daerah penyebaran : Indonesia
b. Soybean stunt virus (SSV)
Gejala : mosaik ringan pada daun, daun dan biji yang dihasilkan, menjadi lebih kecil, terdapat
bercak coklat
Penularan : 70-90%
Vektor : A. glycine, A. carccivora : nonpersisten dan scara mekanis
Inang : Leguminosae dan Solanaceae
Pengendalian : sanitasi dan vektor.
c. Ben yellow mozaic (BYM)
Gejala : tulang daun berwarna terang, timbul mosaik, daun menggulung ke bawah
Penularan : A. glycine, A. craccivora secara non persisten dan mekanis tidak melalui biji
Inang : Legumnosae dan Pedaliceae
Daerah penyebaran : Jatim, Sulawesi
Pengendalian : sanitasi dan vektor
d. Virus kerdil kedelai Indonesia (Ind. Soybean dwarf virus :ISDV)
Gejala : ruas batang memendek, tangkai daun memanjang, daun mengerut kasar dan tebal.
Penularan : A. glycine , persisten tidal lewat biji dan mekanis
Inang : kedelai
Pengendalian : vektor dan sanitasi
e. Virus mosaik kuning kedelai –soybean yellow mosaic virus : SYMV
Gejala : pada daun terdapat mosaic kuning, tanaman tidak kerdil
Penularan : A. glycine, persosten tidak lewat biji
Inang : kedelai dan kacang tanah
Daerah penyebaran : Jawa dan Sumatra
Pengendalian : vektor dan sanitasi
f. Sapu setan (Wiches broom)
Gejala : tanaman menjadi seperti sapu, bercabang banyak
Penularan : O.argentatus, tidak lewat biji
Inang : seluruh tanaman Leguminosae
Daerah penyebaran : Indonesia
Pengendalian : vektor dan sanitasi
g. Bakteri hawar
Penyebab : Pseudomonas syringae pv glycine
Gejala : bercak–bercak coklat seperti terkena air panas pada daun pada batang, tangkai daun
dan polong. Gejala mudah dilihat mulai umur 40 hari atau lebih.
Perkembangan penyakit : suhu tinggi dan cuaca lembab
Daerah penyebaran : Luas
Pengendalaian : sanitasi, pestisida.
h. Bakteri pustule
Penyebab : Xanthomonas campestris pv glycine
Gejala : berupa titik kecil, hijau kebasahan seperti percikan air panas, berkembang menjadi
pustul, daun mudah robek, pembentukan polong terganggu
Penularan : sisa tanaman sakit
pengendalian : sanitasi, pestisida
i. Karat kedelai
Penyebab : Phakopspora pachyrizi
Gejala : bercak bertepung pada permukaan daun bagian bawah
Penyebara : luas Indonesia, Asia
Inang : kedelai, buncis, kratok, bengkuang, komak dan kapri
Pengendalian : sanitasi, fungisida anjuran
j. Antaknosa
Penyebab : Collelotrichum dematium
Gejala : becak coklat pada seluruh bagian tanaman
Penyebaran : luas, seed borne
Pengendalian : sanitasi, benih sehat, fungisida anjuran
k. Frogeye leaf spot
Penyebab : Cercospora sojina
Gejala : pada daun terdapat becak coklat memanjang seperti mata kodok, klorosis pada
daun dan polong. Perkembangan cepat (25-31o)
Pengendalian : sanitasi, fungisida anjuran
l. Penyakit busuk polong (sclerotial blight)
Penyebab : Rhizoctonia solani
Gejala : becak tidak beraturan, permukaan cekung 2 cm, warna coklat keabu-abuan
Perkembangan penyakit : 28-30oC
Pengendalian : sanitasi, fungisida anjuran
m. Penyakit busuk batang
Penyebab : Sclerothium rolfsii
Gejala : tanaman layu 2-5 minggu, daun menjadi kering ècoklat
Kehilangan hasil : 30%
Pengendalian : sanitasi, fungisida anjuran
n. Cercospora
Penyebab : Cercospora kikuchii
Gejala : biji berwarna coklat keunguan. Dapat menyerang semua jenis kedelai
Kerugian : belum diketahui
9. Panen
Kegiatan Pra akhir Budidaya Kacang Kedelai ialah pemanenan. Pemanenan adalah kegiatan memungut hasil polong dari lapangan sesuai dengan ketentuan persyaratan panen. Teknis pemanenan kedelai tidak begitu sulit dan rumit untuk dilakukan.
Panen dilakukan apabila 95 % polong pada batang utama telah berwarna kuning kecoklatan. Panen dilakukan dengan memotong pangkal batang dengan sabit. Hasil panenan ini segera di jemur beberapa hari kemudian dikupas dengan threser atau pemukul. Butir biji di pisahkan dari kotoran / sisa kulit polong dan di jemur kembali hingga kadar air biji mencapai 10-20 % saat di simpan.
• Panen dilakukan pada saat mutu benih max. (95% polong matang)
• Panen dilakukan dengan cara memotong pangkal batang.
•Brangkasan hasil panen langsung dikeringkan dengan ketebalan sekitar 25 cm selama 2-3 hari. Gunakan alas, kadar air biji 14%.
• Jangan menumpuk brangkasan basah lebih dari 2 hari.
• Pada musim hujan sulit pengeringan, disarankan menanam untuk produksi benih yaitu pada akhir musim hujan di lahan kering dan musim kemarau 1, musim kemarau 2 di lahan sawah.
• Indikator : 90-95% daun rontok, polong berwarna kuning / coklat dan kering
• Cara : memotong pangkal batang tanaman. Hindari dengan cara mencabut agar tanah tidak terbawa
• Segera jemur brangkasan. Jika tidak memungkinkan jangan tumpuk brangkasan, sedapat mungkin berdirikan brangkasan dalam ruangan.
• Jemur polong dengan menggunakan alas berupa tikar atau terpal. Jangan jemur polong tanpa alas.
• Pisahkan hasil panen sesuai varietasnya, atur jarak saat penjemuran.
B. Pengolahan hasil / Pasca Panen
1 .Pembijian Polong
a. Dengan cara dipukul: dilakukan pada kadar air biji 12-13%.
b. Dengan power thresher : dilakukan pada kadar air biji 14-15%, kecepatan putaran silinder 400-600 rpm.
2. Pengeringan Benih
Untuk keperluan benih biji kedelai perlu di keringkan lagi hingga kadar air mencapai 9-10 % , kemudian disimpan dalam kantong plastik tebal atau 2 lapis kantong plastic tipis. Dalam proses produksi benih kedelai untuk menghasilkan benih bermutu harus melalui prosedur sertifikasi benih mulai dilapangan, uji laboratorium hingga prosessing dan pelabelan.
Penjemuran di bawah sinar matahari:
a. Gunakan alas tikar atau terpal.
b. Lakukan pembalikan benih agar benih menjadi kering merata.
c. Jika suhu terlalu tinggi (maksimal 40 oC), masukkan benih ke gudang.
d. Atur jarak untuk menghindari campuran fisik benih dari varietas lain.
e. Pengeringan hingga kadar air benih 10%.
f. akukan proses pembersihan benih dengan menggunakan tampi atau seed cleaner.
g. Keringkan kembali benih yang telah bersih hingga kadar air 9%.
3. Pembersihan dan Sortasi
a. Lakukan proses pembersihan benih dengan menggunakan tampi atau seed cleaner.
b. Lakukan proses sortasi benih secara manual atau dengan menggunakan seed grader.
4. Pemeriksaan kemurnian Benih
a. Lakukan pemeriksaan terhadap benih yang telah dibersihkan dari kotoran (tanah, keikil, potongan batang, tangkai dan daun), benih abnormal.
b. Indikator : karakter warna kulit biji, bentuk dan warna hilum, serta bentuk dan ukran biji.
c. Walaupun secara genetik benar, pisahkan benih berukuran terlalu besar maupun kecil, sehingga diperoleh lot benih dengan ukuran hampir seragam.
d. Beri label yang kuat dan jelas pada benih yang dianggap benar dan simpan pada tempat yang aman.
5. Pengepakan Benih
a. Segera masukkan benih ke dalam kemasan yang baik.
b. Beri label di dalam dan luar kemasan (meliputi varietas, tanggal panen, jumlah)
c. Tutup kemasan dengan staples / dijahit.
6. Penyimpanan Benih
a. Kadar air biji berkisar 8-10 %
b. Simpan benih pada ruang penyimpanan yang baik (tidak lembab tidak panas sirkulasi udara baik)
c. Kalau memungkinkan ber-AC, suhu sekitar 10 oC, kelembaban relatif sekitar 40 %.
d. Tempatkan pada rak-rak atau pada lantai yang diberi alas kayu.
e. Kelompokkan benih berdasarkan varietas, untuk memudahkan pengecekan benih dan dokumentasikan data benih yang disimpan.
f.J ika disimpan dalam jangka panjang, lakukan pengecekan secara periodik : kadar air dan daya tumbuh benih.
C. Pemasaran
Tujuan akhir dari serangkaian kegiatan budidaya benih kacang kedelai ini adalah pemasaran. Pemasaran adalah proses menjual hasil produksi pertanian dari produsen ke konsumen sesuai dengan harga yang telah di tentukan produsen.
Rating Artikel : 5 Jumlah Voting : 99 Orang
DISTRIBUTOR KEDELAI IMPORT Khusus Kedelai USA
BalasHapusKepada Yth. Bp/Ibu.
Dengan Hormat,
Bersama ini Kami dari CV. GIHON SUKSES MAKMUR yang bergerak dibidang Distributor Trading Palawija Kedelai Import Khusus Kedelai USA bermaksud menawarkan Produk-Produk Kami.
Diantaranya adalah :
1. Kedelai Cap “BINTANG MERAH”.
2. Kedelai Cap “BOLA EMAS”.
3. Kedelai Cap “BOLA HIJAU”.
4. Kedelai Cap “DAHLIA”.
5. Kedelai Cap “GS”.
6. Kedelai Cap “IGF”.
7. Ragi Tempe Cap “RAPRIMA”.
8. Ciok O atau Batu Tahu.
Kami selalu menjaga Kualitas Produk kami, ketersediaan Stock dan Harga Kompetitif yang selalu Ter-Update.
Demikian Info penawaran dari kami, Atas segala perhatiaanya, Kami Ucapkan TERIMAKASIH.
Info lebih lanjut, silakan Kunjungi website kami di www.gihonsuksesmakmur.com
Atau,
Kantor Kami:
Jl. Brigjend. Sudiarto 446-A
Semarang – Jawa Tengah – Indonesia.
Telpon: 62 (024) 6719445
Atau Hotline:
Bp. Budi Hartono Sutjipto
HP: 082.13567.5729.
Email:
- Sukses_999@yahoo.com
- cvgihonsuksesmakmur@gmail.com
- cvgihonsuksesmakmur@yahoo.om
- cvgihonsuksesmakmur@hotmail.com
Hormat Kami,
CV.GIHON SUKSES MAKMUR.